I. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan dalam
arti sempit adalah usaha sadar dari orang dewasa untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan anak didik untuk mencapai kedewasaannya, sedangkan
dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku manusia untuk perkembangan
kepribadian dan kemampuannya.
Kemajuan
teknologi, ketersediaan barang, modal, dan sumber daya manusia terjadi di dunia
menuntut terjadinya reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan sangat diperlukan
mengingat model pendidikan Indonesia yang masih indokrinatif (masih memberikan
doktrin kepada siswa), dogmatis, gaya bank (guru selalu memberikan pengetahuan
tanpa mengembangkan sifat aktif kepada siswa).opersif birokratis, dan orientasi
pendidikan yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi pendidikan yang
mengingkan daerah, demokratisasi,era teknologi informasi dan kehidupan global.
Akibatnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan
relative sangat rendah.
Dalam hubungan
ini pendidikan yang berkualitas globalisasi diperlukan pserta didik untuk
menjawab tantangan global. Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana,
terprogam dan berkesinambugan memnbantu peserta didik mengembangkan
kemampuannya secara optimal baik secara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka implementasi pendidikan
harus didasarkan pada fondasi pendidikan yaitu memiliki prinsip learning to
know, learning to do, learning to be, learning to live togher.
PP No. 19 Tahun
2005, Pasal 19, ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Peranan
e-education yang begitu banyak memberi kontribusi positif idealnya harus
diterapkan di semua lini pendidikan di Indonesia. Dari pendidikan dasar,
menengah hingga ke pendidikan tinggi. Dari perdesan hingga perkotaan. Namun
pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di
tanah air bukan tanpa kendala alias tidak semudah membalikkan telapan tangan.
Banyak sekali kendala di Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat
digunakan seoptimal mungkin pada institusi pendidikan
II. Pembahasan
2.
1 E-education
E-education
merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk memberi istilah pada kegiatan
pendidikan melalui internet. E- education lahir sebagai inovasi dari
berkembangnya dari para ahli Teknologi Informatika dan para pendidik yang
kiranya akan menjadi trend pendidikan masa depan. Tujuan dari e-education
adalah menciptakan sistem yang
memudahkan dan menyederhanakan proses untuk meng-upload dan men-download materi
pendidikan sehingga pendidik setiap saat dapat memperbarui modul-modulnya.
2.1.1.
Ruang Lingkup E-education adalah
:
·
System informasi
e-education
·
Chatting
·
News group
·
Web page
·
Rencana belajar
·
Konsultasi elektronik
·
E-laboratory
·
E-books
·
E-news
·
Video conference
2.1.2
Komunitas E-Education
adalah :
Ø Internal
·
Penyelenggara institusi
pendidikan
·
Guru
·
Siswa
Ø Eksternal
· LSM yang konsern terhadap pendidikan
· Pemerintah
· Pengguna
lulusan
· Agen pendidikan
· Orang tuan
siswa
· Penerbit
e-book, e-media
· Penyedia
infrastruktur e-education
· Forum lembaga
pendidikan
2.1.3
Metodologi yang digunakan dalam E-education
Rancangan
sistem yang dibuat untuk mengolah data mengenai berbagai hal menjadi suatu interface
yang tersturktur dan sistematis yang
berfungsi untuk para pengguna dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu
pengetahuan secara efektif dan efisien, serta menu aplikasi terdiri dari dua
bagian. Diantaranya :
a. expert
pengguna dapat memilih suatu kategori tertentu, content
kategori terpilih akan ditampilkan
dalam aplikasi e-education dan informasi yang disediakan. Adapun informasi yang
ditampilkan dalam aplikasi :
Data Solusi
Informasi berita
Data Provinsi
Informasi Refrensi Buku
Data Software pendukung
Data
Materi Edukasi
Informasi
Login Admin
Identitas user
Isi
User
Data
Konsultasi
Data solusi
Informasi
Login User
Data
Materi Edukasi
b. Builder
Bagian
builder hanya dapat diakses oleh administrator.Administator mengelola informasi
yang akan diinformasikan pada bagian expert. Para adminstator dapat membuat
katgeori dan menambahkan conten berupa
mata pelajaran informasi yang dibutuhkan berupa: gambar, materi pembelajaran,
rekaman materi, rubrik diskusi dan dialog. Administator memiliki wewenang utnuk
menghapus data dan informasi yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Diagram
konteks adalah suatu gambaran proses keseluruhan dari proses suatu sistem yang
telah dirancang secara garis besar. Berikut adalah contoh gambar diagram
konteks dari sistem pemanfaatan E-education sebagai sarana proses pembelajaran
computer.
Archicture Document
Artictural
Learn
Artictural Prothype
Gambar 2 :The Artefac Analisus
set
2.1.4 Konsep
E-education adalah :
· Sebuah
virtual, pararel dengan sistem nyata
· bukan
sekedar network, internet, aplikasi, basis web
· komponen
non fisis ( tugas, diskusi,materi)
2.1.5
Visi Dasar E-Education Indonesia
a) Mengurangi
kekurangan infrastruktur pendidikan secara fisik agar terjadi pemerataan
pendidikan yang menjangkau masyarakat secara luas.Penyediaan gedung,
perpustakaan, laboratorium, guru dan sarana lainnya telah menjadi beban bagi
pengelola dunia pendidikan selama ibi sehingga pendidikan belum dapat dinikmati
secara merata oleh masyarakat.
b) e-Education memberi peluang untuk melakukan
penghematan dan penataan finansial secara terintegrasi.
c) pemenuhan
terhadap tuntutan standar kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
pembangunan lingkungan e-Education dimana lembaga yang memiliki kurikulum
pendidikan yang standar dan berkualitas dapat diakses oleh siapa saja yang
membutuhkannya.
d) Sekolah
lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan terakhir dunia pendidikan melalui
model e-Education karena perubahan dan penyesuaian materi pendidikan dapat
dilakukan dengan mudah dan jauh lebih murah daripada model sekolah tradisional.
e) Model
e-Education ini lebih menawarkan fleksibilitas dan mobilitas bagi pengaksesnya.
Tidak ada alasan mengenai waktu dan tempat bagi masyarakat usia sekolah.
f) Dalam
lingkungan e-Education, kecepatan transfer dan distribusi ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat cepat. Setiap saat materi pendidikan baru segera dapat
disajikan.
2.1.6
Manfaat E-education sebagai
berikut :
a. Bagi
Lembaga Pendidikan
·
Memperpendek jarak dan memperluas
jangkauan pendidikan
·
Perluasan jaringan mitra kerja
·
Biaya terkendali dan lebih hemat
·
Peningkatan layanan pendidikan
·
Peningkatan produktivitas
·
Mempermudah akses informasi
2.1.7 Kendala
E-education
3
Belum terbentuknya high trust society
4
Masih belum memadainya sarana /
prasarana
5
Masih kurangnya SDM yang memahami dan
menguasai konsep dan implementasi sistem dan teknologi informasi
6
Belum adanya aturan yang jelas dari
pemerintah
7
Etika dan moralitas masih belum mendapat
tempat yang memadai
8
Sulitnya mengubah perilaku siswa yang
cenderung pasif untuk menghadapi pola siswa aktif
2.1.4
Macam-macam E-education
2.2
E-elarning (Electronic Learning)
Darlin Hartley mengatakan e-elearning
adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet atau media jaringan
komputer lain.
Glosarry Of Learning Terms
menyatakan bahwa e-elarning adalah suatu sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet,jaringan computer maupun computer standalone.
Dari berbagai definisi di atas maka
dapat kita simpulkan e-elearning adalah :
- Metode
belajar-mengajar menggunakan media jaringan computer dan internet.
- Tersampaikannya
bahan ajar (isi) dengan melalui media elektronik
- Adanya
sistem aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar-mengajar.
2.2.1
Tujuan Penerapan E-Learning
·
Menjawab
tantangan globalisasi khususnya bidang
pendidikan
·
Meningkatkan
kualitas interaksi belajar mengajar
·
Membiasakan
penggunaan teknologi
2.2.2 Manfaat E-Learning
1. Bagi Guru
· Tampil percaya diri
· Meminimalisir kesalahan informasi
· Mudah mencari bahan ajar
· Pengajaran lebih efektif
2. Bagi Siswa
· Pelajaran lebih mudah dipahami
· Tingkat kesalahan informasi dari
guru lebih kecil
· Pembelajaran lebih menyenangkan dan
bermakna
3. Bagi Sekolah
· Kepercayaan stake holder meningkat
· Memudahkan pemetaan kompetensi guru
· Prestasi sekolah lebih meningkat
2.2.3
Faktor yang
Dipertimbangkan Sebelum Memanfaatkan
e-LEARNING
Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal
yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan
pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999;
Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:
a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan
adalah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk menjawab pertanyaan ini tidak
dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain.
Sebab setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda
satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis.
Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau
memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan
(Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah:
• Apakah
secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible). Misalnya apakah
jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti
telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa
mengoperasikannya tersedia;
• Apakah
secara ekonomis menguntungkan (economically profitable); misalnya apakah dengan
e-learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau apakah retrun on
investment (ROI)-nya lebih besar dari satu; dan
• Apakah
secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially
acceptable).
b. Rancangan Instruksional
Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu
dipertimbangkan aspek-aspek (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah,
2001):
• Course
content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan, topik yang
relevan dan satuan kredit semester.
• Learner
analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status
pekerjaan, dsb-nya.
• Learning
context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang diinginkan hendaknya
dibahas secara mendalam di bagian ini.
•
Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut
kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit,
dsb-nya.
• State
instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan
hasil dari analisis instruksional.
•
Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan dari
tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
• Select
instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan berdasarkan
fasilitas yang ada.
c. Tahap Pengembangan
Berbagai upaya dalam rangka pengembangan e-learning bisa
dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini terjadi
karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan.
Begitu pula halnya dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang
akan dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.
d. Pelaksanaan
Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke
komputer (LAN) dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji
terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini
seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana menggunakan
management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi
standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).
e. Evaluasi
Proses dari kelima tahapan diatas
diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara
terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan
secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang
kali, karena prosesnya terjadi terus menerus.
Akhirnya harus pula diperhatikan
masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut:
· Masalah akses untuk bisa
melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik,
telepon dan infrastruktur yang lain.
· Masalah ketersediaan software
(piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
· Masalah dampaknya terhadap kurikulum
yang ada.
· Masalah skill and knowledge.
· Attitude terhadap ICT
Oleh karena itu perlu diciptakan
bagaimana semuanya mempunyai sikap yang positif terhadap ICT, bagaimana
semuanya bisa mengerti potensi ICT dan dampaknya ke anak didik dan ke
masyarakat. Sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pembangunan.
2.2.4. Perangkat yang Diperlukan
1.
Komputer
2.
Jaringan: internet
3.
Audio: wireless, tape
4.
Visual: TV, LCD
2.2.5 Kendala-Kendala Penerapan
E-Learning
·
Belum
semua guru menguasai ICT
·
Belum
semua guru mau menerima keberadaan ICT
·
Belum
tersedianya hardware & sofware
2.2.6
Penerapan Pembelajaran E-elearning
•
Pembelajaran
synchronous :
–
Tele
conference adalah
pembelajaran yang dikembangkan melalui internet di mana pembelajar berkumpul
pada suatu tempat dan instruktur berada pada tempat yang terpisah dan
komunikasi dilangsungkan melalui internet dengan menggunakan kamera dan audio
– Netmeeting hampir menyerupai tele conference,
perbedaannya terletak pada pembelajar yang juga dipisahkan oleh tempat, dan
komunikasi dilangsungkan melalui internet dengan menggunakan kamera dan audio
– Chatting kegiatan pembelajaran yang dilakukan
melalui fasilitas chat-room, di mana instruktur dan pembelajar terhubung
melalui internet pada waktu yang bersamaan, dan komunikasi dilakukan secara tertulis
•
Pembelajaran
asynchronous :
– Email adalah : pembelajaran dilakukan
melalui surat menyurat (elektronik/internet) antara instruktur dengan
pembelajar
– Message board : pembelajaran dilakukan secara
tertulis melalui fasilitas papan pesan
–
Mailing
list : pembelajaran dilakukan melalui
surat menyurat (elektronik/internet) antara instruktur dengan pembelajar, di
mana seluruhnya tergabung dalam kelompok mailing list
–
WWW : adalah pembelajaran yang
dikembangkan melalui berbagai situs yang terdapat di internet
· Pembelajaran melalui WWW terbagi
atas :
1. E-learning update content (inform) à mengunjungi berbagai situs dalam
rangka update pengetahuan seperti :
a.
Artikel, jurnal, situs spesifik
b.
E-book
c.
E-laboratory
d.
E-news
e.
E-library
2.
E-learning
(perform) terbagi
atas :
· Perform-procedure à
membelajarkan langkah demi langkah tugas (task), contoh training keterampilan
komputer
· Perform-principle à
membelajarkan berbasis prinsip di mana jawaban tidak hanya satu, contoh
training tentang bagaimana mendisain web
· Aplikasi Pembelajaran Berbasis Web
Ø Silabus berbasis web
Ø E-mail
Ø Forum diskusi elektronik (mailing
list)
Ø Bahan kuliah on-line
Ø Buku nilai on-line
Ø Ujian berbasis komputer
2.2.7 Teknologi Pendukung
E-elearning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi.
Dalam perkembangannya, komputer yang paling populer dipakai sebagai alat bantu
pembelajaran secara electronic, karena itu dikenal dengan istilah:
- computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
sepenuhnya menggunakan komputer; dan
- computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang
menggunakan alat bantu utama komputer.
Saat pertama-tama komputer mulai
diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia menjadi dikenal atau populer
di kalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar
bisa di buat dengan bantuan komputer tersebut.
Setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun
pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
•
Technology based learning, dan
•
Technology based web-learning.
Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari
Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan
Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video
messaging). Sedangkan technology based
web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (misalnya:
bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering
dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,
audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar
komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi
e-learning ini.
III. Kesimpulan
E-education merupakan terobosan dalam dunia
pendidikan untuk mempermudah proses pendidikan dari pembelajaran yang sangat
sederhana dengan dibatasi ruang dan waktu,menjadi pembelajaran jarak jauh yang
dapat meningkatkan hasil belajar secara efektif, dan efisien.
e-Learning adalah pembelajaran yang memerlukan
alat bantu elektronika. Bisa berupa technology base learning seperti audio dan
video atau web-base learning (dengan bantuan perangkat computer dan internet).
Penggunaan teknologi e-learning sebenarnya bisa dipakai untuk pendidikan tatap
muka atau pendidikan jarak jauh tergantung dari kepentingannya.
e-Learning akan dimanfaatkan atau tidak sangat
tergantung bagaimana pengguna memandang atau menilai e-learning tersebut. Namun
umumnya digunakannya teknologi tersebut tergantung dari: (1). Apakah teknologi
itu memang sudah merupakan kebutuhan (2). Apakah fasilitas pendukungnya yang
memadai, (3). Apakah didukung oleh dana yang memadai dan (4). Apakah ada
dukungan dari pembuat kebijakan.
Pada
makalah ini telah dijelaskan apakah itu e-learning dan bagaimana kemungkinan
aplikasinya untuk pembelajaran, khususnya pembelajaran terbuka dan jarak jauh.
Keunggulan dan kelemahan telah diulas serta prospeknya untuk masa depan
pendidikan di Indonesia juga telah dibahas. Upaya-upaya apa yang perlu
dipersiapkan kalau seseorang atau lembaga tertentu akan memanfaatkan Internet
untuk pendidikan juga telah disinggung. Begitu pula halnya dengan dukungan
pemerintah untuk e-learning ini juga telah ditampilkan.
Sering
orang atau pengguna mencoba memulai teknologi e-learning ini dengan tanpa
pertimbangan yang matang. Ia menggunakan e-learning agar supaya kelihatan
bergengsi. Oleh karena itu satu hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang
memanfaatkan internet untuk pembelajaran, yaitu melakukan analisis kelayakan
untuk menjawab apakah memang memerlukan e-learning.
Dalam
analisis ini tentunya sudah termasuk apakah secara teknis internet atau
e-learning bisa dilaksanakan (technically
feasible). Analisis ini menyangkut tersedianya hard-ware khususnya komputer
(dengan network-nya), listrik, telepon dan soft-ware-nya khususnya tersedianya
tenaga, bahan ajar yang siap di-online-kan dan management course tools yang
akan dipakai. Juga apakah secara ekonomis penggunaan internet ini menguntungkan
(economically profitable). Analisis
ekonomi seperti Benefit per Cost (B/C) ratio, Internal Rate of Return (IRR),
Net Present Value (NPV) atau Return on Investment (ROI) bisa dipakai sebagai
alat ukur. Selanjutnya apakah secara sosial, penggunaan e-learning itu diterima
oleh masyarakat (socially acceptable).
Namun
pengunaan e-learning untuk pembelajaran telah disiapkan secara baik dan
kualitas penyelenggaraannya juga baik, masyarakat belum bisa menerimanya karena
mereka menganggap cara-cara pendidikan konvensional dianggap lebih baik. Untuk
itu harap diperhatikan masalah akuntabilitas dalam menggunakan teknologi
informasi tersebut.
REFRENSI
Hartanto,
A.A. dan Purbo, O.W. Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL,
Elex Media Komputindo, Jakarta. (2002),
Jatmiko,
R. Enhancing Learning Experiences through the Use of Internet. Paper
presented at the International Symposium on Distance Education and Open
Learning organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO,
Tuban, Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.
Mulvihill,
R.P. Technology Application to Distance Education. Paper presented at
the International Symposium on Distance Education and Open Learning
organized by MONE Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO, Tuban,
Bali, Indonesia, 17-20 November 1997.
Munaf,
D.R. Cultural Threats on Development of ICT as a Tool for Open and Distance
Learning. Speech delivered at the 7th International Symposium on Distance
Education and Open Learning at Yogyakarta, November 2001.
Soekartawi Monitoring dan Evaluasi Proyek
Pendidikan, PT Rajawali Press, Jakarta. (1995),
, Prospek Pembelajaran
Melalui Internet. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional ‘Teknologi
Kependidikan’ yang diselenggarakan oleh UT-Pustekkom dan IPTPI, Jakarta,
18-19 Juli 2002.
.e-Learning: Konsep dan
Aplikasinya. Bahan-Ceramah/Makalah disampaikan pada Seminar yang
diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002.
. The Role of Regional
Organization for Mass Education. Invited paper presented at the International
Conference on Lifelong Learning organized by Asian European Institute,
Kuala Lumpur, 13-15 May 2002.
Prospects and
Challenges e-Learning: A Review. Makalah disampaikan di seminar
internasional di UPSI, Tanjong Malim, 24-25 September 2003.
Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero Greater
Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesia and
the Philippines. Southeast Journal of Education (December 2002)